Sabtu, 08 Februari 2014

Note 8 Feb 2014

Assalamualaikum,

Ini kerja sambil ngrangkum -___-" d baca judul doang

Kebaikan itu cahaya, kejahatan itu kegelapan " Kebaikan itu meninggalkan sinar di wajah, cahaya di hati, keluasan rezeki, kekuatan fisik, dan kecintaan dalam hati orang lain. Kejahatan itu mengakibatkan kegelapan di wajah, di kubur dan di hati, kelemahan di badan, kekurangan rizki (yang berkah), dan kebencian di hati orang lain " ( abdullah bin Abbas Ra)


Law of The Harvest Sow a thought Reap an action Sow an action Reap a habit Sow a habit Reap a character Sow a character Reap a Destiny
Hukum Panen Tanamlah pemikiran Kamu akan menuai tindakan Tanamlah tindakan Kamu akan menuai kebiasaan Tanamlah kebiasaan Kamu akan menuai karakter Tanamlah karakter Kamu akan menuai nasibmu Kita

pohon tumbuh dari biji ,sesungguhnya didalam biji sudah ada pohon .Tinggal bagaimana kita menyemainya.

Syarat-syarat Berharap

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
"Termasuk perkara yang seharusnya diketahui, yaitu jika seseorang mengharapkan sesuatu, maka ia harus memenuhi tiga syarat berikut:
1. Rasa cinta terhadap apa yang diharapkan
2. Kekhawatiran tidak mendapat apa yang diharapkan
3. Usaha untuk memperoleh apa yang diharapkan sesuai kemampuan.

Maka dari itu, harapan yang tidak disertai salah satu dari ketiga syarat ini hanyalah akan menjadi angan-angan. Harapan dan angan-angan adalah dua hal yang berbeda. Setiap orang yang berharap adalah orang yang khawatir. Andaikan kekhawatiran tersebut menimpa orang yang sedang berjalan, tentulah ia akan mempercepat jalannya disebabkan takut kehilangan sesuatu." (Ad Daa' wa Ad Dawaa')

Cinta abadi tidak kenal hari, bulan atau tempat. Namun cinta abadi yang dilandasi oleh iman akan abadi hingga hari akhir nanti.
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
“Orang yang saling mencintai pada hari itu( hari qiyamat) akan saling memusuhi kecuali orang-orang yg cintanya karena alasan takwa” (QS. Az Zukhruf: 67)

Anda tidak percaya, silahkan buktikan dengan anda menuntut untuk segera menikah pada malam itu juga. Anda pasti tahu bahwa tidak ada obat cinta paling manjur selain pernaikahan.
لم ير للمتحابين مثل التزويج
“Tidak ada penawar yg lebih manjur bagi dua insan yg saling mencintai dibanding pernikahan“. (HR. Ibnu Majah, Al Hakim, Al Bazzar, dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Ash Shahihah, 2/196-198)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
(احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا؛ وَلَكِنْ قُلْ: قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ؛ فَإِنَّ “لَوْ” تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ) رواه مسلم (2664).
“Bersemangatlah terhadap apa yang bermanfaat bagi anda. Mintalah pertolongan kepada Allah. Jangan lemah. Ketika anda tertimpa sesuatu, janganlah anda berucap: ‘Seandainya aku begini dan begitu pastilah jadinya begini dan begitu.’ Namun ucapkanlah: ‘Ini telah Allah tentukan berdasarkan apa yang Dia kehendaki.’ Karena ungkapan “Seandainya/sekiranya/jika” akan membuka amalan syaithan.”
(Diriwayatkan oleh Muslim 2664)
Jenis keempat: menolak ketentuan syar’i dan takdir Allah. Ini seperti ungkapan orang-orang kafir/musyrik yang Allah abadikan dalam al-Qur-an untuk menjadi pelajaran.
Allah menegaskan:

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ كَفَرُوا وَقَالُوا لِإِخْوَانِهِمْ إِذَا ضَرَبُوا فِي الْأَرْضِ أَوْ كَانُوا غُزًّى لَوْ كَانُوا عِنْدَنَا مَا مَاتُوا وَمَا قُتِلُوا لِيَجْعَلَ اللَّهُ ذَلِكَ حَسْرَةً فِي قُلُوبِهِمْ)؛ أي: لو أنهم بقوا ما قُتِلُوا; فهم يعترضون على قَدَر الله.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang: “Kalau saja mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh.” Akibat (dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka.” (QS Ali Imran 156)
Begitu pula dengan kelakuan orang musyrik. Mereka menjadikan takdir sebagai alasan dan argument terhadap kesyirikan yang mereka lakoni. Mereka menuturkan:

(لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا أَشْرَكْنَا وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍ)، وكقولهم: (لَوْ شَاءَ الرَّحْمَنُ مَا عَبَدْنَاهُمْ)
“Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun.” (QS al-An’am: 148)
Dan juga ungkapan mereka:

(لَوْ شَاءَ الرَّحْمَنُ مَا عَبَدْنَاهُمْ)
“Sekiranya Allah Ar-Rahman berkehendak, niscaya kami tak akan menyembah mereka (para malaikat).” (QS Az-Zukhruf: 20)
Demikian pula dengan orang yang mengatakan: “Sekiranya Allah menghendaki aku mendapat hidayah niscaya aku tak terjerumus dalam maksiat ini”.
atau Happiness is a mood, not a destination.There’s no better feeling than making somebody smile.Happiness is only real, when shared.


 “Kunci pokok segala kebaikan adalah dengan kita mengetahui (meyakini) bahwa apa yang Allah kehendaki (pasti) akan terjadi dan apa yang Dia tidak kehendaki maka tidak akan terjadi. 
Karena pada saat itulah kita yakin bahwa semua kebaikan (amal shaleh yang kita lakukan) adalah termasuk nikmat Allah (karena Dia-lah yang memberi kemudahan kepada kita untuk bisa melakukannya), sehingga kita akan selalu mensyukuri nikmat tersebut dan bersungguh-sungguh merendahkan diri serta memohon kepada Allah agar Dia tidak memutuskan nikmat tersebut dari diri kita. S
ebagaimana (kita yakin) bahwa semua keburukan (amal jelek yang kita lakukan) adalah karena hukuman dan berpalingnya Allah dari kita, sehingga kita akan memohon dengan sungguh-sungguh kepada Allah agar menghindarkan diri kita dari semua perbuatan buruk tersebut, dan agar Dia tidak menyandarkan (urusan) kita dalam melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan kepada diri kita sendiri.
Telah bersepakat Al ‘Aarifun (orang-orang yang memiliki pengetahuan yang dalam tentang Allah dan sifat-sifat-Nya) bahwa asal semua kebaikan adalah taufik dari Allah Ta’ala kepada hamba-Nya, sebagaimana asal semua keburukan adalah khidzlaan (berpalingnya) Allah Ta’ala dari hamba-Nya. Mereka juga bersepakat bahwa (makna) taufik itu adalah dengan Allah tidak menyandarkan (urusan kebaikan/keburukan) kita kepada diri kita sendiri, dan (sebaliknya arti) al khidzlaan (berpalingnya Allah Ta’ala dari hamba) adalah dengan Allah membiarkan diri kita (bersandar) kepada diri kita sendiri (tidak bersandar kepada Allah Ta’ala)”6.




Jumat, 07 Februari 2014

Wish U will be like that Cami amiin

Assalamualaikum,

Menjadi suami dan bapak ideal dalam rumah tangga? Tentu ini dambaan setiap lelaki, khususnya yang beriman kepada Allah Ta’ala dan hari akhir. Dan tentu saja ini tidak mudah kecuali bagi orang-orang yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala.
Sosok kepala rumah tangga ideal yang sejati, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda:
«خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى»
Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluargaku1.
Karena kalau bukan kepada anggota keluarganya seseorang berbuat baik, maka kepada siapa lagi dia akan berbuat baik? Bukankah mereka yang paling berhak mendapatkan kebaikan dan kasih sayang dari suami dan bapak mereka karena kelemahan dan ketergantungan mereka kepadanya?2. Kalau bukan kepada orang-orang yang terdekat dan dicintainya seorang kepala rumah tangga bersabar menghadapi perlakuan buruk, maka kepada siapa lagi dia bersabar?.
Imam al-Munawi berkata: “Dalam hadits ini terdapat argumentasi yang menunjukkan (wajibnya) bergaul dengan baik terhadap istri dan anak-anak, terlebih lagi anak-anak perempuan, (dengan) bersabar menghadapi perlakuan buruk, akhlak kurang sopan dan kelemahan akal mereka, serta (berusaha selalu) menyayangi mereka”3.

Potret Kepala Keluarga Ideal Dalam Al-Qur-an

Allah Ta’ala menggambarkan sosok dan sifat kepala keluarga ideal dalam beberapa ayat al-Qur-an, di antaranya dalam firman-Nya:
{الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ}
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka” (QS an-Nisaa’: 34).
Inilah sosok suami ideal, dialah lelaki yang mampu menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya bagi istri dan anak-anaknya. Memimpin mereka artinya mengatur urusan mereka, memberikan nafkah untuk kebutuhan hidup mereka, mendidik dan membimbing mereka dalam kebaikan, dengan memerintahkan mereka menunaikan kewajiban-kewajiban dalam agama dan melarang mereka dari hal-hal yang diharamkan dalam Islam, serta meluruskan penyimpangan yang ada pada diri mereka4.
Dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman:
{وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولا نَبِيًّا. وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا}
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam al-Qur’an. Sesungguhnya dia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan dia (selalu) memerintahkan kepada keluarganya untuk (menunaikan) shalat dan (membayar) zakat, dan dia adalah seorang yang di ridhoi di sisi Allah” (QS Maryam: 54-55).
Inilah potret hamba yang mulia dan kepala rumah tangga ideal, Nabi Ismail ‘alaihissalam, sempurna imannya kepada Allah, shaleh dan kuat dalam menunaikan ketaatan kepada-Nya, sehingga beliau ‘alaihissalam meraih keridhaan-Nya. Tidak cukup sampai di situ, beliau ‘alaihissalam juga selalu membimbing dan memotivasi anggota keluarganya untuk taat kepada Allah, karena mereka yang paling pertama berhak mendapatkan bimbingannya5.
Demukian pula dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman:
{وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا}
Dan orang-orang yang berkata: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam (panutan) bagi orang-orang yang bertakwa” (QS al-Furqaan: 74).
Dalam ayat ini Allah Ta’ala memuji hamba-hamba-Nya yang beriman karena mereka selalu mendokan dan mengusahakan kebaikan dalam agama bagi anak-anak dan istri-istri mereka. Inilah makna “qurratul ‘ain” (penyejuk hati) bagi orang-orang yang beriman di dunia dan akhirat6.
Imam Hasan al-Bashri ketika ditanya tentang makna ayat di atas, beliau berkata: “Allah akan memperlihatkan kepada hambanya yang beriman pada diri istri, saudara dan orang-orang yang dicintainya ketaatan (mereka) kepada Allah. Demi Allah, tidak ada sesuatupun yang lebih menyejukkan pandangan mata (hati) seorang muslim dari pada ketika dia melihat anak, cucu, saudara dan orang-orang yang dicintainya taat kepada Allah Ta’ala7.

Beberapa Sifat Kepala Rumah Tangga Ideal

1. Shalih Dan Taat Beribadah
Keshalehan dan ketakwaan seorang hamba adalah ukuran kemuliaannya di sisi Allah Ta’ala, sebagaimana dalam firman-Nya:
{إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ}
Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu” (QS al-Hujuraat: 13).
Seorang kepala rumah tangga yang selalu taat kepada Allah Ta’ala akan dimudahkan segala urusannya, baik yang berhubungan dengan dirinya sendiri maupun yang berhubungan dengan anggota keluarganya. Allah Ta’ala berfirman:
{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجاً. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ}
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS. ath-Thalaaq:2-3).
Dalam ayat berikutnya Allah berfirman:
{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْراً}
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya” (QS. ath-Thalaaq:4).
Artinya: Allah Ta’ala akan meringankan dan memudahkan (semua) urusannya, serta menjadikan baginya jalan keluar dan solusi yang segera (menyelesaikan masalah yang dihadapinya)8.
Bahkan dengan ketakwaan seorang kepala rumah tangga, dengan menjaga batasan-batasan syariat-Nya, Allah Ta’ala akan memudahkan penjagaan dan taufik-Nya untuk dirinya dan keluarganya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
Jagalah (batasan-batasan/syariat) Allah maka Dia akan menjagamu, jagalah (batasan-batasan/syariat) Allah maka kamu akan mendapati-Nya dihadapanmu9.
Makna “menjaga (batasan-batasan/syariat) Allah” adalah menunaikan hak-hak-Nya dengan selalu beribadah kepada-Nya, serta menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya10. Dan makna “kamu akan mendapati-Nya dihadapanmu”: Dia akan selalu bersamamu dengan selalu memberi pertolongan dan taufik-Nya kepadamu11.
Penjagaan Allah Ta’ala dalam hadits ini juga mencakup penjagaan terhadap anggota keluarga hamba yang bertakwa tersebut12.
2. Bertanggung Jawab Memberi Nafkah Untuk Keluarga
Menafkahi keluarga dengan benar adalah salah satu kewajiban utama seorang kepala keluarga dan dengan inilah di antaranya dia disebut pemimpin bagi anggota keluarganya. Allah Ta’ala berfirman:
{الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ}
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka” (QS an-Nisaa’: 34).
Dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman:
{وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ}
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf” (QS al-Baqarah: 233).
Dalam hadits yang shahih, ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ditanya tentang hak seorang istri atas suaminya, beliau  bersabda: “Hendaknya dia memberi (nafkah untuk) makanan bagi istrinya sebagaimana yang dimakannya, memberi (nafkah untuk) pakaian baginya sebagaimana yang dipakainya, tidak memukul wajahnya, tidak mendokan keburukan baginya (mencelanya), dan tidak memboikotnya kecuali di dalam rumah (saja)13.
Tentu saja maksud pemberian nafkah di sini adalah yang mencukupi dan sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebihan dan tidak kurang. Karena termasuk sifat hamba-hamba Allah Ta’ala yang bertakwa adalah mereka selalu mengatur pengeluaran harta mereka agar tidak terlalu boros adan tidak juga kikir. Allah Ta’ala berfirman:
{وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا}
Dan (hamba-hamba Allah yang beriman adalah) orang-orang yang apabila mereka membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan mereka) di tengah-tengah antara yang demikian” (QS al-Furqaan:67).
Artinya: mereka tidak mubazir (berlebihan) dalam membelanjakan harta sehingga melebihi kebutuhan, dan (bersamaan dengan itu) mereka juga tidak kikir terhadap keluarga mereka sehingga kurang dalam (menunaikan) hak-hak mereka dan tidak mencukupi (keperluan) mereka, tetapi mereka (bersikap) adil (seimbang) dan moderat (dalam pengeluaran), dan sebaik-baik perkara adalah yang moderat (pertengahan)14.
Ini semua mereka lakukan bukan karena cinta yang berlebihan kepada harta, tapi kerena mereka takut akan pertanggungjawaban harta tersebut di hadapan Allah Ta’ala di hari kiamat kelak. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya15.
3. Memperhatikan Pendidikan Agama Bagi Keluarga
Ini adalah kewajiban utama seorang kepala rumah tangga terhadap anggota keluarganya. Allah Ta’ala berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ}
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (QS at-Tahriim:6).
Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu, ketika menafsirkan ayat di atas, beliau berkata: “(Maknanya): Ajarkanlah kebaikan untuk dirimu sendiri dan keluargamu”16.
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata: “Memelihara diri (dari api neraka) adalah dengan mewajibkan bagi diri sendiri untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, serta bertobat dari semua perbuatan yang menyebabkan kemurkaan dan siksa-Nya. Adapun memelihara istri dan anak-anak (dari api neraka) adalah dengan mendidik dan mengajarkan kepada mereka (syariat Islam), serta memaksa mereka untuk (melaksanakan) perintah Allah. Maka seorang hamba tidak akan selamat (dari siksaan neraka) kecuali jika dia (benar-benar) melaksanakan perintah Allah (dalam ayat ini) pada dirinya sendiri dan pada orang-orang yang dibawa kekuasaan dan tanggung jawabnya”17.
Dalam sebuah hadits shahih, ketika shahabat yang mulia, Malik bin al-Huwairits radhiallahu’anhu dan kaumnya mengunjungi RasulullahShallallahu’alaihi Wasallam selama dua puluh hari untuk mempelajari al-Qur-an dan sunnah beliau, kemudian Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallambersabda kepada mereka: “Pulanglah kepada keluargamu, tinggallah bersama mereka dan ajarkanlah (petunjuk Allah Ta’ala) kepada mereka18.
4. Pembimbing Dan Motivator
Seorang kepala keluarga adalah pemimpin dalam rumah tangganya, ini berarti dialah yang bertanggung jawab atas semua kebaikan dan keburukan dalam rumah tangganya dan dialah yang punya kekuasaan, dengan izin Allah Ta’ala, untuk membimbing dan memotivasi anggota keluarganya dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah Ta’ala.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Ketahuilah, kalian semua adalah pemimpin dan kalian semua akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang dipimpinnya…seorang suami adalah pemimpin (keluarganya) dan dia akan dimintai pertanggungjawaban tentang mereka19.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mencontohkan sebaik-baik teladan sebagai pembimbing dan motivator. Dalam banyak hadits yang shahih, beliau Shallallahu’alaihi Wasallam selalu memberikan bimbingan yang baik kepada orang-orang yang berbuat salah, sampaipun kepada anak yang masih kecil.
Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam pernah melihat seorang anak kecil yang berlaku kurang sopan ketika makan, maka beliau Shallallahu’alaihi Wasallam menegur dan membimbing anak tersebut, beliau Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah (ketika hendak makan), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah (makanan) yang ada di depanmu20.
Dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah melarang cucu beliau, Hasan bin ‘Ali radhiallahu’anhu memakan kurma sedekah, padahal waktu itu Hasan masih kecil, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Hekh hekh” agar Hasan membuang kurma tersebut, kemudian beliau Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa kita (Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan keturunannya) tidak boleh memakan sedekah?21.
Imam Ibnu Hajar menyebutkan di antara kandungan hadits ini adalah bolehnya membawa anak kecil ke mesjid dan mendidik mereka dengan adab yang bermanfaat (bagi mereka), serta melarang mereka melakukan sesuatu yang membahayakan mereka sendiri, (yaitu dengan) melakukan hal-hal yang diharamkan (dalam agama), meskipun anak kecil belum dibebani kewajiban syariat, agar mereka terlatih melakukan kebaikan tersebut22.
Memotivasi anggota keluarga dalam kebaikan juga dilakukan dengan mencontohkan dan mengajak anggota keluarga mengerjakan amal-amal kebaikan yang disyariatkan dalam Islam.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun di malam hari lalu dia melaksanakan shalat (malam), kemudian dia membangunkan istrinya, kalau istrinya enggan maka dia akan memercikkan air pada wajahnya…23.
Teladan baik yang dicontohkan seorang kepala keluarga kepada anggota keluarganya merupakan sebab, setelah taufik dari Allah Ta’ala untuk memudahkan mereka menerima nasehat dan bimbingannya. Sebaliknya, contoh buruk yang ditampilkannya merupakan sebab besar jatuhnya wibawanya di mata mereka.
Imam Ibnul Jauzi membawakan sebuah ucapan seorang ulama salaf yang terkenal, Ibrahim al-Harbi24. Dari Muqatil bin Muhammad al-’Ataki, beliau berkata: Aku pernah hadir bersama ayah dan saudaraku menemui Abu Ishak Ibrahim al-Harbi, maka beliau bertanya kepada ayahku: “Mereka ini anak-anakmu?”. Ayahku menjawab: “Iya”. (Maka) beliau berkata (kepada ayahku): “Hati-hatilah! Jangan sampai mereka melihatmu melanggar larangan Allah, sehingga (wibawamu) jatuh di mata mereka”25.
5. Bersikap Baik Dan Sabar Dalam Menghadapi Perlakuan Buruk Anggota Keluarganya
Seorang pemimpin keluarga yang bijak tentu mampu memaklumi kekurangan dan kelemahan yang ada pada anggota keluarganya, kemudian bersabar dalam menghadapi dan meluruskannya.
Ini termasuk pergaulan baik terhadap keluarga yang diperintahkan dalam firman Allah Ta’ala:
{وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا}
Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” (QS an-Nisaa’: 19).
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Berwasiatlah untuk berbuat baik kepada kaum wanita, karena sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk (yang bengkok), dan bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah yang paling atas, maka jika kamu meluruskannya (berarti) kamu mematahkannya, dan kalau kamu membiarkannya maka dia akan terus bemgkok, maka berwasiatlah (untuk berbuat baik) kepada kaum wanita26.
Seorang istri bagaimanapun baik sifat asalnya, tetap saja dia adalah seorang perempuan yang lemah dan asalnya susah untuk diluruskan, karena diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, ditambah lagi dengan kekurangan pada akalnya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“إن المرأة خلقت من ضلع لن تستقيم لك على طريقة”
Sesungguhnya perempuan diciptakan dari tulang rusuk (yang bengkok), (sehingga) dia tidak bisa terus-menerus (dalam keadaan) lurus jalan (hidup)nya27.
Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyifati perempuan sebagai:
“…ناقصات عقل ودين”
“…Orang-orang yang kurang (lemah) akal dan agamanya28.
Maka seorang istri yang demikian keadaannya tentu sangat membutuhkan bimbingan dan pengarahan dari seorang laki-laki yang memiliki akal, kekuatan, kesabaran, dan keteguhan pendirian yang melebihi perempuan29. Oleh karena itulah, Allah Ta’ala menjadikan kaum laki-laki sebagai pemimpin dan penegak urusan kaum perempuan.
Seorang laki-laki yang beriman tentu akan selalu menggunakan pertimbangan akal sehatnya ketika menghadapi perlakuan kurang baik dari orang lain, untuk kemudian dia berusaha menasehati dan meluruskannya dengan cara yang baik dan bijak, terlebih lagi jika orang tersebut adalah orang yang terdekat dengannya, yaitu istri dan anak-anaknya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Janganlah seorang lelaki beriman membenci seorang wanita beriman, kalau dia tidak menyukai satu akhlaknya, maka dia akan meridhai/menyukai akhlaknya yang lain30.
6. Selalu Mendoakan Kebaikan Bagi Anak Dan Istrinya
Termasuk sifat hamba-hamba Allah Ta’ala yang beriman adalah selalu mendoakan kebaikan bagi dirinya dan anggota keluarganya. Allah Ta’alaberfirman:
{وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا}
Dan orang-orang yang berkata: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam (panutan) bagi orang-orang yang bertakwa” (QS al-Furqaan: 74).
Dalam hadits yang shahih, ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menjelaskan tentang kewajiban seorang suami terhadap istrinya, diantaranya: “…Dan tidak mendokan keburukan baginya31.
Maka kepala keluarga yang ideal tentu akan selalu mengusahakan dan mendoakan kebaikan bagi anggota keluarganya, istri dan anak-anaknya, bahkan inilah yang menjadi sebab terhiburnya hatinya, yaitu ketika menyaksikan orang-orang yang dicintainya selalu menunaikan ketaatan kepada AllahTa’ala32.

Penutup

Demikianlah, semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi motivasi bagi orang-orang yang beriman, khusunya para kepala keluarga, untuk menghiasi dirinya dengan akhlak yang terpuji ini, untuk menjadikan mereka meraih kemuliaan dan kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat bersama anggota keluarga mereka, dengan taufik dari Allah Ta’ala.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota Kendari, 9 Rajab 1434 H
Catatan Kaki
1 HR at-Tirmidzi (no. 3895) dan Ibnu Hibban (no. 4177), dinyatakan shahih oleh Imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Syaikh al-Albani.
2 Lihat kitab “Tuhfatul ahwadzi” (4/273).
3 Kitab “Faidul Qadiir” (3/498).
4 Lihat kitab “Tafsir Ibnu Katsir” (1/653) dan “Taissirul kariimir Rahmaan” (hal. 177)..
5 Lihat kitab “Tafsir Ibnu Katsir” (3/169) dan “Taissirul kariimir Rahmaan” (hal. 496).
6 Lihat kitab “Fathul Qadiir” (4/131).
7 Dinukil oleh Ibnu Katsir dalam tafsir beliau (3/439).
8 Tafsir Ibnu Katsir (4/489).
9 HR at-Tirmidzi (no. 2516), Ahmad (1/293) dan lain-lain, dinyatakan shahih oleh imam at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani dalam “Shahihul jaami’ish shagiir” (no. 7957).
10 Lihat penjelasan Ibnu Rajab al-Hambali dalam “Jaami’ul uluumi wal hikam” (hal. 229).
11 Ibid (hal. 233).
12 Ibid.
13 HR Abu Dawud (no. 2142) dan dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani.
14 Kitab “Tafsir Ibnu Katsir” (3/433).
15 HR at-Tirmidzi (no. 2417), ad-Daarimi (no. 537), dan Abu Ya’la (no. 7434), dishahihkan oleh at-Tirmidzi dan al-Albani dalam “as-Shahiihah” (no. 946) karena banyak jalurnya yang saling menguatkan.
16 Diriwayatkan oleh al-Hakim dalam “Al-Mustadrak” (2/535), dishahihkan oleh al-Hakim sendiri dan disepakati oleh adz-Dzahabi.
17 Taisiirul Kariimir Rahmaan (hal. 640).
18  HSR al-Bukhari (no. 602).
19 HSR al-Bukhari (no. 2278) dan Muslim (no. 1829).
20 HSR al-Bukhari (no. 5061) dan Muslim (no. 2022).
21 HSR al-Bukhari (no. 1420) dan Muslim (no. 1069).
22 Fathul Baari (3/355).
23 HR Abu Dawud (no. 1308) dan Ibnu Majah (no. 1336), dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani.
24 Beliau adalah Imam besar, penghafal hadits, Syaikhul Islam Ibrahim bin Ishak bin Ibrahim bin Basyir al-Baghdadi al-Harbi (wafat 285 H), biografi beliau dalam “Siyaru a’alamin nubala‘” (13/356).
25 Shifatush shafwah (2/409).
26 HSR al-Bukhari (no. 3153) dan Muslim (no. 1468).
27 HSR Muslim (no. 1468).
28 HSR al-Bukhari (no. 298) dan Muslim (no. 132).
29 Lihat kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 101).
30 HSR Muslim (no. 1469).
31 HR Abu Dawud (no. 2142) dan dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani.
32 Sebagaimana yang telah kami nukil di atas tentang makna ayat ini.
Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim Al Buthoni, MA.
Artikel Muslim.Or.Id

best choiche

ketika sampai pada titik yang harusnya aku mengerti ini pilihan dan keputusan Tuhan saat itu pula rasa batin balik mengingkari. .
aku tahu ini hanya rencanaku dan bila Tuhan ga ridho kenapa aku musti memaksa Allah. .
Terlalu sering kita memohon untuk dimengerti dan d kabulkan doa kita tapi kita lupa 1 hal. .mengertilah bahwa Allah itu tetap dan akan tetap mencintai kita. .Allah tidak akan teriak alasan nya. .dan tidak pula akan menjelaskan dengan perkataan bahwa semua yang di berikannya ini adalah yang terbaik. .kitalah yang harus merenung dan coba mamahami bahasa kalbu Allah menyampaikan. .Allah itu ga pernah membuatmu luka. ..kamu sendirilah yang mengizinkan dirimu melukai batinmu. .Allah membelai lembut memberi pengertian dengan sabar meskipun kamu tereak tak terima kenyataan. ..kenyataan apa yang ga bs kamu terima?..mana cintamu pada NYA?  knp kamu sibuk memaksa keinginanmu. .

Rabu, 05 Februari 2014

Kepribadian INTJ

INTJ   Who am I ?

Assalamualaikum,


Ini adalah kisah orang-orang yang disalahpahami karena memang punya nilai kebenarannya sendiri. Tindakannya pragmatus namun  cenderung mempunyai cara berpikir yang berbeda dengan orang kebanyakan. Pada akhirnya orang-orang seperti ini banyak disalahpahami sebagai pembohong bahkan penipu. Orang-orang seperti ini perlu ditolong untuk menemukan potensinya, agar mereka tidak benar-benar mejadi penipu.
Ada sebuah kepribadian paling minoritas di dunia. MBTI memberinya judul INTJ atau Independent Thinker. Teori, tapi ini dibutuhkan untuk memudahkan kita memodelkan permasalahan. Saya mungkin salah satunya.
Jarang kepribadian lain yang bisa memahami kepribadian ini. Mungkin hanya sesama INTJ yang bisa saling memahami. Sebagai kepribadian INTJ yang mulai bisa bertidak “pragmatis” atau biasa disebut kepribadian lain sebagai “dewasa”, saya akan mencoba mengkomunikasikan tentang bagaimana orang INTJ berpikir, bertindak dan merasa.
Berpikir
Kami cenderung punya nilai kebenaran yang tidak bisa diganggu gugat. Biasanya berbeda dengan nilai kebenara kolektif. Hanya TUHAN yang berhak menghakimi kebenaran apa yang kami pikirkan. Karena itu kami lebih suka menyimpannya sendiri. Dan biarlah hanya TUHAN yang menghakimi apa yang kami pikirkan.
Bertindak
Kami tahu bahwa kami berbeda. Kami sadar, kami punya nilai kebenaran yang berbeda. Kami tidak suka dengan komitmen kecuali kami butuh. Apalagi pernyataan kolektvitas, bahwa kami adalah sesuatu. Maka dari itu kami akan bertindak sebagai orang yang bisa di”pahami” diawal-awal.
Namun, ada dimana saat kami merasa kalian belum berhak masuk kepada bagian kami yang kami anggap penting. Kami akan menjauh. Di sini banyak orang yang salah paham dengan kami. Menghakimi kami berubah, penipu pembohong. Dan kami tidak peduli dengan penilaian kalian.
Atau kami akan menjaga sebisa mungkin untuk menjaga agar kalian tidak masuk bagian kami yang itu. Terus “menipu” kalian dengan tingkah kami yang mudah dipahami. Dan jangan harap kalian akan pernah kami ijinkan untuk masuk dalam diri kami. Singkat cerita, kami menganggap kalian lebih senang dibohongi daripada tahu diri kami yang sesungguhnya.
Merasa
Kami merasa bisa hidup sendiri. Kami merasa kalian tidak ada yang bisa mengerti kami. Dan itu terkadang benar. Sekarang, apakah kalian mengerti kami? Saya akan melihat banyak dahi yang berkerut kecuali orang INTJnya sendiri.
Hanya saja, kalau kami bisa menemukan minat dan bakat serta potensi kami, Kami lah yang biasanya jadi terbaik di sana. Contoh : Albert Einstein, Isaac Newton.

Cara Mengenali Tipe INTJ

Setiap kepribadian memiliki sifat-sifat unik yang membuatnya dikenali atau dapat dibedakan dengan kepribadian yang lain. Sifat-sifat tersebut dapat terlihat sewaktu pertama kali bertemu ataupun setelah mengenal lebih dekat. Dengan mengetahui sifat-sifat tersebut, dapat membuat seseorang lebih mudah berinteraksi satu sama lain. Berikut sifat-sifat untuk mengenali kepribadian seorang INTJ.


Penyendiri yang percaya diri. Seorang INTJ sering terlihat seorang diri atau menyendiri dalam keramaian. Mereka menyendiri bukan karena tidak percaya diri di depan banyak orang, hanya saja mereka merasa kurang nyaman dan tidak penting untuk berada dalam keramaian. Bukti kepercayaan diri mereka tampak sewaktu mereka harus melakukan presentasi di depan umum, mereka dapat dengan lantang menyarakan pendapat mereka tanpa ragu.
Gaya bicara dan pemilihan kata mereka bervariasi dan sangat kaya. Mereka pandai memilih kata yang tepat dan sesuai logika. Jarang mengucapkan salah kata, meskipun saat mereka berbicara sangat cepat dan terus-menerus.

Penampilan mereka sering tidak sesuai fashion terkini. Mereka berpakaian sesuai keinginan dan gaya mereka sendiri, tanpa memperhatikan fashion saat ini. Gaya berpakaian mereka cenderung tetap dalam waktu tang relatif lama, selain itu mereka lebih menyukai pakaian yang polos dengan warna yang tidak mencolok. Hal tersebut dikarenakan mereka tidak ingin terlihat atau menjadi pusat perhatian.

Wajah mereka serius, dingin, dan datar, dengan tatapan tajam yang kadang terlihat kosong. Tidak jarang orang lain disekitar mereka salah sangka dengan mengira bahwa mereka sedang marah. Hal tersebut biasa terjadi saat orang dengan kepribadian INTJ tengah memikirkan sesuatu, sehingga mereka tidak fokus pada lingkungan sekitar. Sedikit ekspresi wajah yang diberikan, sulit dibedakan apakah mereka senang, marah, atau sedih. Bukan hanya wajah yang tanpa ekspresi, saat mereka bicara intonasinya sering datar, sulit dibaca perasaannya.

Aura kegelapan yang misterius. Sifat penyendiri, serius, dingin, dan terkesan arogan, membuat mereka terkesan sebagai makhluk individualis dan misterius. Memancarkan aura kegelapan yang menekan.

Pola pikir mereka sangat abstrak. Mereka dapat menarik kesimpulan dan keterkaitan antara beberapa kejadian sekaligus secara logis. Seperti menyambung titik-titik bintang di langit membentuk rasi bintang, sangat abstrak. Berpikir beberapa langkah di depan orang lain.

Sosok yang penuh determinasi dalam bekerja. Mereka pekerja keras dan juga tegas dalam mengambil keputusan. Cerdas dalam menyusun langkah kerja.
Mereka tahu apa yang mereka inginkan dan bagaimana cara mendapatkannya dengan gaya dan cara mereka sendiri yang bagi orang lain terlihat gila dan mustahil.

Sedikit bicara, banyak bekerja, dan lebih banyak lagi untuk berpikir. Mereka pendiam dan tidak suka bicara yang tidak penting. Kalaupun mereka bicara itupun biasanya hanya beberapa kata saja, sangat efisien namun kurang efektif untuk dimengerti orang lain.

Dalam percakapan mereka lebih sering sebagai pendengar. Pada saat obrolan yang tengah diperbincangkan menarik perhatian, mereka akan menjadi aktif berbicara. Hanya saja bila obrolan dianggap sudah tidak masuk akal atau terlau terbawa perasaan, mereka akan memilih diam atau bahkan pergi begitu saja. Karena cara berpikirnya yang abstrak, mereka tertarik pada perbincangan yang abstrak pula, tentang kemungkinan masa depan, fisika, astronomi, komputer, atau robot misalnya.

Karakteristik INTJ
Ulasan ini merupakan ciri secara umum dan menjadi langkah awal untuk dapat mengenali diri sendiri dan lingkungan dengan lebih baik. Bukan hasil akhir untuk menilai orang, setiap orang memiliki hak yang sama untuk menjadi lebih baik.

INTJ (Introversion iNtuition Thinking Judgment), merupakan 1 dari 16 tipe kepribadian berdasarkan MBTI (Myers-Briggs Type Indicator), kepribadian ini unik, kontroversial, dan sangat langka. Kurang lebih hanya terdapat sekitar 2 persen penduduk dunia yang bertipe kepribadian INTJ. Orang tipe INTJ memiliki sifat yang sangat tertutup, sulit ditebak, dan tidak suka terlihat di depan umum untuk hal yang dianggap tidak penting. Orang dengan tipe INTJ cenderung bekerja sendiri atau dalam sebuah tim kecil. Berikut karakteristik tipe kepribadian INTJ.

Penyendiri, pendiam, dan puzzle yang rumit. Sisi Introvert dari orang tipe INTJ membuat mereka jarang bicara dan tampil di depan keramaian. Sisi iNtuition dan Thinking menjadikan mereka pemikir yang abstrak, dimana selalu ada makna tersembunyi dibalik suatu kejadian serta dampaknya pada masa depan. Kombinasi hal-hal tersebut menjadikan orang tipe INTJ sulit berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.

Optimistis dan berpikir positif. Bagi seorang INTJ segala sesuatu dapat dianalisa. Bahkan hal yang bagi orang lain terkesan gila dan mustahil, bagi mereka itu mungkin untuk dilakukan selama tidak kehilangan keyakinan. Perlu diketahui bahwa hanya ada satu hal yang tidak dapat dilakukan, yakni menjadi Tuhan.
Kepercayaan diri yang tinggi. Kelebihan orang tipe INTJ yang mengetahui apa yang mereka mampu lakukan dan apa yang tidak dapat mereka lakukan. Kesadaran akan kekuatan dan kelemahannya memberikan kepercayaan diri yang positif tentang kemampuan mereka. Aura kepercayaan diri tersebut kadang dianggap sebagai sikap yang arogan.  

Seorang pendengar yang baik. Orang dengan tipe kepribadian INTJ merupakan pendengar yang baik, mereka akan mendengarkan penuh perhatian dan menikmati untuk hal-hal yang rasional. Mereka tidak suka menyela atau memotong perkataan orang lain.

Sutradara yang tegas dan rasional. Sisi Judgment menjadikan orang yang percaya diri dalam pengambilan keputusan. Bahkan nyaris tidak ada keraguan. Sementara sisi iNtuition dan Thinking menjadikan segala keputusan lebih berdasarkan pada logika dibandingkan perasaan. Hanya saja sisi Introvert yang tidak suka tampil, menjadikan orang tipe INTJ cenderung lebih suka merelakan posisi kepemimpinan pada tipe Extrovert yang kompeten. Mereka lebih suka menjadi ‘sutradara yang mengendalikan sebuah pertunjukan teater dari balik layar’.

Inisiatif pemberontak dan pendobrak tradisi. Pemikiran INTJ sangat rasional dan tidak suka bila dibatasi aturan-aturan yang hanya dibuat untuk kepentingan sesaat. Mereka tidak patuh dan hormat pada orang lain berdasarkan pangkat, jabatan, kekayaan, kasta, atau hal lainnya yang tidak logis. Mereka hanya menghormati dan mengikuti orang yang kompeten.

Independen jujur dan apa adanya. Orang INTJ akan menganalisa dan mengatakan sesuatu secara lebih objektif dibanding orang lain. Mengatakan baik dan buruk apa adanya, bahkan hal yang menyakitkan sekalipun. Mereka sangat bebas, tanpa terikat aturan yang menurut mereka konyol, serta ketergantungan akan orang lain.

Serigala yang kesepian. Kemampuan diri yang menonjol tidak diimbangi dengan kemampuan sosial yang baik. Orang INTJ memiliki sedikit teman dekat, namun sebenarnya mereka tidak terlalu peduli dengan hal tersebut. Orang lain melihat sosok INTJ sebagai seseorang yang kesepian tanpa teman. Bagi orang INTJ bukan seberapa banyak jumlah sahabat yang dimiliki, namun kualitas persahabatannya yang lebih penting.

Robot dengan sedikit perasaan. Kecerdasan logika mengalahkan perasaan, ditambah wajah tanpa ekspresi, serta tatapan dingin yang tajam. Kurang sensitif terhadap perasaan orang lain. Hal-hal tersebut membuat sosok INTJ seperti robot atau cyborg bagi orang lain. Sesungguhnya orang INTJ memiliki perasaan seperti anak-anak yang masih polos (karena kurang terasah), hanya saja perasaan tersebut sering ditahan karena tidak sejalan dengan logika. Perasaan yang seperti anak-anak ini terlihat dari perasaan bahwa mereka selalu benar dan sangat tidak suka bila disalahkan, meski sesungguhnya mereka salah.


INTJ juga seorang manusia biasa yang memiliki perasaan, hanya saja tidak membiarkan perasaannya mempengaruhi keputusannya. Sebagai penutup setiap manusia merupakan makhluk yang unik dan special, demikian pula dengan INTJ. Setiap karakteristik yang ditulis diatas belum tentu semuanya benar. Ini hanyalah paparan umum, agar kita bisa lebih bijak memahami alam semesta.

Kelebihan dan Kekurangan INTJ
Tuhan tidak akan memberikan cobaan pada makhluk-Nya melebihi kemampuan makhluk tersebut. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Semua adalah anugerah Tuhan yang harus kita syukuri. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri akan membuat kita lebih bijaksana dalam hidup ini. Orang INTJ merupakan sosok yang kadang dianggap sebagai 'orang yang mengetahui banyak hal' sekalipun juga memiliki kekerangan. Berikut kelebihan dan kekurangan secara umum orang dengan kepribadian INTJ.



Kelebihan.

  • Kepercayaan diri yang tinggi. Semakin banyak informasi yang mereka ketahui maka mereka akan semakin percaya diri dalam bertindak.
  • Kemampuan analisa dan logika yang diatas rata-rata. Mereka ahli merancang strategi, baik dalam urusan pekerjaan maupun kehidupan sosial. Selalu memiliki rencana cadangan.
  • Berpikiran terbuka terhadap kemungkinan dan gagasan dari luar. Mereka senang menerima masukkan yang membangun.
  • Penuh dedikasi dan determinasi dalam kerja. Bekerja keras, hingga kadang lupa waktu.
  • Bersikap jujur dan melihat secara objektif suatu permasalahan. Mereka mengatakan hal yang baik itu baik, yang buruk itu buruk.
  • Pendengar yang baik. Selain itu mereka juga merupakan pasangan yang setia.
  • Tidak suka ikut campur urusan orang lain yang tidak penting menyangkut dirinya.
  • Berpikir maju ke depan.

Kekurangan

  • Kurang peka terhadap perasaan orang lain.
  • Kurang mampu mengekspresikan perasaannya, sangat dingin.
  • Sulit mengungkapkan apa yang ada di pikiran mereka pada orang lain. Orang lain sulit untuk memahami perkataan INTJ. Bisa karena bahasa yang digunakan terlalu tinggi, atau perkataannya terlalu cepat.
  • Tidak suka disalahkan. Mereka selalu berpikir bahwa mereka selalu benar. Selain itu juga terkesan sombong.
  • Kurang perhatian pada penampilan diri sendiri, apalagi orang lain.
  • Kurang sesuai sebagai penghibur. Mereka sulit diajak santai, kadang terlalu serius.
  • Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk berpikir seorang diri.
  • Selain kekurangan dan kelebihannya, orang INTJ memiliki sifat yang mengutamakan efisiensi. Mereka hanya membeli barang yang mereka butuhkan atau inginkan saja. Mereka tidak membeli barang karena alasan rayuan sales atau karena ada discount. Satu keadaan yang sering dijumpai pada seorang INTJ adalah mereka sering mendapat tanggung jawab yang besar namun dengan sedikit otoritas.


INTJ Underachiever
Biasanya anak-anak sekolah atau mahasiswa, belajar untuk mendapatkan nilai yang baik. Karena dengan nilai yang baik mereka akan memperoleh kesempatan yang lebih baik untuk memperoleh pekerjaan. Korelasinya adalah tentang uang, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa orang belajar untuk uang. Berbeda dengan orang lain, orang dengan kepribadian INTJ cenderung belajar, kalau mereka anggap perlu, untuk kepuasan dan kesenangan mereka sendiri.

Orang INTJ suka berpikir secara rumit, menganalisa berbagai kemungkinan masa depan, serta langkah-langkah apa yang mungkin dapat diambil untuk memperoleh hasil terbaik. Namun mereka bukan pribadi yang mudah diatur, sehingga terkadang mereka justru memperoleh masalah di sekolah atau kampus. Mereka jarang tertarik dengan sesuatu yang menarik bagi orang lain. Mereka menjalani hidupnya dengan gaya mereka sendiri.

Demikian dalam kehidupan sosial di sekolah ataupun di kampus. Mereka hanya melakukan hal yang mereka inginkan. Mengikuti kelas yang menarik bagi mereka dan meninggalkan kelas yang membosankan. Kalaupun mereka mengikuti kelas yang menurut mereka membosankan, pikiran mereka ada di tempat lain. Sealin itu mereka bukan seorang team player, mereka sering mengalami masalah dalam tugas kelompok. Karena bagi mereka bekerja dalam kelompok kurang efisien, selain itu anggota kelompok yang lain dianggap kurang kompeten. Bahkan bisa saja mereka tidak menghormati guru atau dosen yang mengajar karena mereka kurang kompeten.

Kecerdasan yang dimiliki orang INTJ kadang menjadikan mereka arogan, semisal mereka berpikir tidak perlu belajar untuk ujian, karena mereka yakin bisa mengatasinya dengan baik. Bagi mereka nilai bukan yang utama, yang lebih penting apa yang dapat mereka lakukan, manipulasi, atau ubah dengan kemampuan yang mereka pelajari.


Hal-hal tersebut dapat membuat orang INTJ menjadi underachiever, orang dengan kemampuan lebih namun hanya memperolah hasil yang kurang sesuai. Terkadang mereka seharusnya mendapat nilai A+, namun hanya mendapat C secara konyol.


INTJ lebih suka menyimpan segala hal yang rumit untuk mereka sendiri,
karena hal Rumit itu sulit untuk kalian pahami kecuali INTJ itu sendiri.