Copyright © Confeito Tulipers
Design by 2014
Minggu, 17 Agustus 2014

OBAT GALAU DARI IMAM SYAFI'I

Assalamualaikum,

... === ... OBAT GALAU DARI IMAM SYAFI'I ... === ...
Biarkan hari berlalu dengan segala lakunya, Lapangkan dada atas segala Takdir-Nya
Janganlah gundah dengan segala derita
Karena cobaan dunia hanya sementara
Tangguhkan jiwa atas segala nestapa
Hiasi diri dengan maaf dan sikap setia
Semua aib akan dapat tertutup dengan kelapangan dada
Layaknya kedermawanan menutupi cela manusia
Tak ada kesedihan yang abadi, begitupun suka ria
Dan tak ada pula cobaan yang kekal, begitupun riang gembira
Di depan musuh, janganlah engkau bersikap lemah
Karena hinaan dari seteru adalah bencana
Dan jangan pernah berharap dari kikir durjana
Karena api takkan menyediakan air untuk si haus dahaga
Rizkimu takkan berkurang karena ditunda
Dan takkan bertambah karena lelah mencarinya
Bila engkau punya hati qona'ah bersahaja
Tak ada bedanya engkau dengan pemilik dunia
Bila kematian sudah datang waktunya
Tak ada lagi langit dan bumi yang bisa membela
Ingatlah, dunia Allah sangat luas tak terhingga
Tapi bila takdir tiba, angkasa pun sempit terasa
Maka biarkanlah hari berlalu setiap masanya
Karena kematian tak ada obat penawarnya
(Imam Syafi'i)

repost AAGYM Fanspage
Selasa, 12 Agustus 2014

Tawakal Seorang Tunanetra

Assalamualaikum,
Ternyata Dunia Lebih bersahabat dengan Tawakal

Alkisah suatu sore menjelang malem di central kemacetan Ibu Kota kita Jakarta
Bisa ketebak kan dimana?
Yap Sentra Gedung tinggi nan menjulang dengan deretan perkantoran yang super sibuk itu .Awalnya saya pulang dari sebuah interview yang teramat berkesan nanti saya ceritakan tentang interview tersebut link .
Sekitar pukul 20.00 WIB saya keluar dari sebuah gedung perkantoran lt 20 ,pas saya keluar jujur saya agak bingung dengan jalanan yang mulai brubah .
Saat itu hampir saja saya memutuskan naik taxi untuk pulang ,tapi ntah kenapa sayang sekali saya tidak melewatkan waktu sekedar berjalan di area macet ini.
Yap Jaksel sekitaran Jl Rasuna Said memang super wow macetnya ,tadi siang saja saya harus berjuang 2,5 jam untuk sampai ditempat ini ,aslinya ga jauh-jauh banget .
Jam segitu akhirnya saya memutuskan berjalan kearah halte yang tidak jauh dari gedung tersebut yaitu "Halte Kuningan Madya  Aini" pokoknya inget Aini nya doang gegara pas sama ama nama terakhirku (#salah fokus ).
Oke setelah jalan beberapa menit sampailah disana dan saya langsung duduk di kursi teduh depan kasir karena memang ga niat pulang naek busway ^_^ kebetulan ada temen yang berbaik hati mau menjemput dan mengantar pulang jadi leha leha deh di kursi teduh ala halte busway Xixiix ...sambil buka netbook dan mulai on deh nonton "Inuyasha " jiaahhaha saking demennya dimanapun dan kapanpun lah wkwkw .
Tapi eh tapi selama waktu berjalan ternyata saya lebih sibuk ngeliatin orang lalu lalang pulang kantor di halte .
Dan specechless itu pas lihat 2 pasangan paruh baya bergandengan dari arah jalan raya menaiki tangga dan lorong halte sambil terus bergandengan (ciee so sweet bgts gituu)eh tapi bukan itu yang menarik .
Pas depan muka saya ternyata mereka itu pasangan tunanetra  berdua memakai baju kantoran rapi (yang laki-laki nampak gagah dengan kacamatanya , dan perempuan nampak anggun dengan dress batiknya ) .
Dan ajaibnya merekapun tidak bisa melihat nominal uang(ahh tak adilnya d Indonesia itu mata uang kita ga ad versi braile u/ tunanetra ) jadi si Laki-Laki ini minta tolong ke mba kasir dan menyerahkan dompetnya  dengan mereka tetap bergandengan tangan . Dalam hati saya (masyaAllah rizky itu dijamin Allah , betawa tawakalnya mereka hidup di Jkt dengan keterbatasan itu ) Any way Jakarta gitu loh pusat ibukota yang otomatis pusat kriminal dimana-mana . Saya mulai bayangin keidupan sehari-hari mereka berdua ...
Bayankan ya mereka berdua tiap hari memanfaatkan jasa transportasi umum ,mereka seorang profesional (dilihat dari cara berpakaian dan lingkungan) . Kita yang masih normal aja sering lihat orang-orang di JKT itu pada punya kepentingan dan egois ,mungkin kita termasuk ...nah mereka berdua mampu faight dengan keadaan ini . Lalu mengenai keamanan transaksi ,kita yang normal az masih sering melihat kriminalitas transaksi di Jakarta dan mereka berdua polos dengan memberi dompet mereka ke orang lain untuk minta tolong . Berarti tingkat tawakal dan percayya mereka ke orang lain itu tinggi.
Kita saja di suruh berhati-hati ketika ketemu orang di pelataran ibukota ini . Tapi mereka santai saja berjalan dan justru merasa lebih safety . Padahal mungkin saja beberapa kali orang jahad telah memanfaatkan mereka #yes terlalu logis pemikiran ini >_< sampai lupa sebaik-baik penjaga itu ya Allah .

Rasanya pgen wawancara dengan mereka tapi keadaan tidak memungkinkan ,keliatannya mereka buru-buru dan memang sudah sering rute di halte tersebut . Karena Mbak Kasir langsung tahu nama mereka .
Setelah mereka berlalu yang ada hati berasa kelu ,selama ini tawakalku dimana ??


"Ternyata kau yg kuperjuangkan sangat mendalam tak sehebat yg kubayangkan" dan kutipan ini kuingat dari sebuah buku ,teruntuk diriku .
Aku terlalu menciintai diri hingga lupa jiwaraga ini milik-NYA
terlalu percaya diri hingga lupa semua kuasa ditangan-NYA
terlalu kerdil hingga lupa ada yang Maha Pelindung ,Pengasuh dan Penyayang
ahh aku belom ada apa-apanya dibanding mereka yang rela menerima keadaan terbaiknya dan bermanfaat sebaik-baiknya di dunia ..

mungkin ini agak ga nyambung ,karena tulisan ini baru kelar ditulis setelah 6 bulan berlalu pertemuanku dengan mereka . Pround of them .
Saya berharap mempunyai tawakal seperti mereka , memiliki jiwa semangat berjuang seperti mereka .


Jakarta 6 bulan yang lalu

Miss U So Much Allah

Assalamualaikum,

astaugfirullahhaladzim "bila berkenan Allah mendekap tentu saya rela kehilangan semua demi NYA " pada suatu episode jalan dan kenyataan hidup yang harus dilewati .
"Hal terberat adalah menerima dan menghargai diri ,bukan tentang pengakuan siapa dirimu tapi bagaimana perlakuan terhadap diri yang sepenuhnya milik Allah inii "

Sejauh ini pas satu tahun aku merantau jauh dari sanak saudara bahkan orang tua , terbayang dulu Ririn kecil dan Ririn muda masih punya obsesi merantau melanglang buana untuk ketemu banyak orang untuk sekadar mencatat semua bentuk senyum orang ...ahh bahkan dulu kalau ditakut-takuti dengan kelemahan dan ketidak berdayaan diri pun masih lantang "Allahhu akbar , sebaik-baik penjaga adalah Allah dan ga ada yang bisa berbuat jahat sedikitpun tanpa izin Allah" inget banget ini bukan cuma bualan anak dimulut ,dulu itu masih polos mana ada rekayasa otak yang bisa menuntun berkata sebijak itu .

Dulupun berfikir dunia itu menyenangkan dan tidak ada 1 orangpun yang perlu diwaspadahi karena jahat ,bagaimana mungkin Ular yang berbisa az peliharaan Allah yang Maha Baik ,Benar ,Bijaksana Dan Pengasih lagi Maha Penyayang .Kalau yang mengatur ,dan pemiliknya Allah tertu semua akan baik-baik saja .Tak ada kekhawatiran sedikitpun meskipun tanahh rantau kali ini di Jakarta .
Tempat yang tumpek blek orang darimanapun dan latarbelakang apapun dengan mayoritas visi misi mengejar karir dan harta dunia (bukan mau menghakimi karena datapun menunjukkan bahwa alasan urbanisasi adalah untuk penghidupan) ,dengan banyaknya berita kriminal yang terpusat di JKT dan dengan semua retorika penderitaan di ibukota .
Ya namanya anak baru lulus SMK yang belum cukup bekal di JKT dan merantau lah ,siapa yang sangka badan kecil mungil gini nyampe JKT ..tinggal di dorong az jatuh siapa yang mau percaya mentalnya anak perempuan segigih itu ,hello ini JKT dan ini pilihanku .

Malam pertama menginjakkan kaki di JKT bersama Ayah ahh sungguh rasanya antara ingin nangis ,ingin peluk dan ingin nyerah tapi apalah kataku ini keputusan yang Allah sudah ridhoi buktinya nyampek juga di JKT dan alhamdulillahnya langsung ada penampungan gratis .

Tahun demi Tahun pastilah Tahun pertama -kedua hati masih bisa bersikukuh semangat dan harus bertahan , tahun ketiga dan keempat yang diciptakan dengan bertambahnya variasi kegitan masih tetap melemahkan jiwa ... ah sungguh kering jiwa jika terus begini , harus begini dan harus bertahan seperti ini .

Saya bukan kehilangan keluarga tapi kehilangan semangat jiwa untuk bertahan untuk tetep yakin Allah ,atau bahkan ini episode pertumbuhan saya tentu di lingkungan JKT yang seperti ini membawa banyak dampak bagi pembentukan karakter .  ---- bersambung
 
.