Copyright © Confeito Tulipers
Design by 2014
Rabu, 08 Desember 2010

Pendapat wanita Jepang

Ini hanya observasi pribadi dari pengalaman tinggal di Sapporo, kota dingin di utara Jepang, yang terkenal dengan Snow Festivalnya. Walaupun Sapporo menempati urutan kota terluas ketiga di Jepang, kota ini cukup jauh dari hiruk-pikuk metropolitan. Bersepeda sedikit saja keluar pusat kota, akan terasa keheningan pedesaan walau masih dipenuhi oleh apartemen2 khas Jepang yang didominasi bangunan kayu. Seorang teman Jepang pernah mengatakan bahwa di Sapporo jam berdetak lebih lambat dibandingkan Tokyo. Maksudnya, walau dengan etos kerja yang sama, orang Sapporo terlihat lebih santai dibandingkan dengan sesamanya di Tokyo. Namun demikian, tipikal orang Jepang yang ‘gila kerja’ juga terlihat dalam kehidupan keseharian di Sapporo.

Sabtu di Jepang adalah hari libur (dari kerja), tetapi kita akan tetap menemui banyak pria berjas hilir mudik di Sapporo Station (station utama dan yang terletak di pusat kota). Jas adalah seragam orang kantoran. Artinya, walaupun libur, masih banyak orang Jepang, khususnya pria, yang lembur kerja. Bahkan pemandangan yang sama bisa kita jumpai pada hari Minggu. Di Sabtu dan Minggu, khususnya di musim panas, akan sering terlihat ibu dan anak berjalan-jalan, menikmati keindahan Taman Odori, Maruyama, atau taman-taman lain. Ada yang hanya berjalan-jalan, duduk santai bahkan bermain dengan anak-anak. Taman Odori adalah taman kota sepanjang hampir 1,2 km yang terletak tepat di tengah kota.

Di taman inilah, saat musim dingin, diadakan Snow Festival yang sangat terkenal itu. Maruyama adalah taman di pusat kota juga, tapi tidak tepat di jantung kota seperti Odori. Di tengahnya ada danau kecil tempat orang naik perahu dan di musim panas, taman itu pusatnya barang-barang loakan (flea market). Di musim dingin taman itu dijadikan tempat cross country ski sederhana. Yang menarik adalah jarang sekali terlihat bapak2 yang menemani anak2nya bermain. Kalau pun ada satu dua, biasanya mereka masih mengenakan jas yang artinya baru pulang lembur. Pemandangan yang sama pun akan dijumpai di kereta bawah tanah dan mall. Sangat sedikit terlihat keluarga utuh, bapak, ibu dan anak berjalan bersama.

Memang berbeda dengan kota-kota besar di Jepang, dimana nilai keluarga di Sapporo masih cukup tinggi. Menikah, memiliki anak dan hidup berkeluarga, masih merupakan bagian hidup yang dijalani sebagian besar penduduk Sapporo. Berbeda dengan apa yang pernah diamati dan diceritakan di Hiroshima, Kobe, Yokohama, dan beberapa kota-kota besar lainnya. Di sana, sangat jarang melihat keluarga bermain di taman atau melihat ibu-ibu mendorong kereta bayi. Umumnya di taman-taman mereka didominasi oleh remaja2 yang bermain dengan sesamanya.

Walaupun demikian, seperti halnya Jepang secara keseluruhan, pria lebih dominan dibandingkan dengan wanita. Dalam keluarga, perempuan bertanggung jawab semuanya, mulai dari mengurus suami dan rumah tangga. Tugas suami hanyalah bekerja mencari nafkah. Novel-novel dan film-film Jepang, baik setting lama maupun baru pun secara tidak langsung menunjukan hal tersebut.

Jika satu keluarga akan berpergian, maka sang istrilah yang menyiapkan semuanya. Bahkan, sampai menyiapkan dan memasukan semua barang ke dalam mobil pun di lakukan oleh istri. Suami tinggal masuk mobil dan menyetir. Yang sering terlihat di mall atau di taman pun sama. Suami tidak pernah direpotkan dengan urusan anak. Anak belepotan makanan, baju kotor, ganti topi, membersihkan muka, dan semua ‘tugas kecil’ dilakukan semuanya oleh istri.

Tampaknya, bagaimana wanita lebih superior dari pria sudah terlihat sejak remaja. Lebih dari sekali terlihat, pasangan remaja, jika berpergian, maka yang membawa tas atau beban lebih banyak adalah yang wanitanya. Bahkan satu dua kali terlihat jika hanya ada satu sepeda, maka yang pria yang naik sepeda, sementara yang wanita jalan!

Itulah budaya Jepang dan tampaknya tidak ada masalah dengannya. Ini terbukti, dengan budaya yang sudah ratusan tahun itu, Jepang tetap bertahan dan maju sampai seperti sekarang.

Tampaknya pandangan beberapa wanita Jepang tentang budaya itu sedikit berubah saat mengenal lebih dekat kehidupan warga Indonesia di sana. Di Sapporo, ada banyak orang-orang Jepang, yang umumnya wanita, sering bergabung dengan acara-acara mahasiwa dan keluarga Indonesia (banyak wanita karena yang pria lebih suka kerja dan mabuk). Mereka tentu mengamati hal-hal sederhana yang ternyata terlihat luar biasa dengan budaya yang selama ini mereka jalani.

Hal yang aneh untuk mereka melihat suami mencuci piring, atau suami membawa belanjaan di mall, atau suami yang menutup dan mengunci pintu saat sekeluarga berpergian, atau suami membantu mengganti baju anak di taman atau menyuapkan makanan kepada anaknya. Hal yang luar biasa juga untuk mereka melihat suami memasak dan menyiapkan makanan untuk istrinya, atau bermain dengan anak sementara istrinya duduk dan membaca.

Mereka pun merasa heran jika melihat mahasiswanya selalu mengantarkan dan tidak membiarkan mahasiswi pulang sendirian malam-malam. Jepang adalah salah satu negara teraman di dunia. Tidak ada kekhawatiran untuk pulang malam sendirian. Mereka lebih heran lagi jika tahu alasan mengantar tersebut bukan karena takut ada apa-apa di jalan, tapi karena menghargai mereka. Mereka juga akan terheran-heran jika ada yang rela memberikan sepedanya untuk dinaiki sementara yang punyanya berjalan. Pernah suatu kejadian, kita berjalan berlima, tiga pria (mahasiswa Indonesia) dan dua wanita Jepang.

Kita semua kebetulan membawa sepeda. Setengah mati kita memaksa dan juga meyakinkan mereka untuk memakai dua sepeda kita. Suatu hal yang sulit dengan bahasa yang pas-pasan dan perbedaan budaya bertolak belakang. Terus terang, saat itu kita menawarkan bukan karena to be gentle, tapi agar segera sampai ke tempat tujuan. Tapi tetap saja susah sehingga kita semua berjalan dan agak terlambat sampai. Di kejadian lain, dalam kasus seperti itu, akhirnya kita tidak lagi menawarkan sepeda tapi menyuruh dengan tegas, take this bike or we don’t go.

Kebetulan, di dalam acara kumpul-kumpul atau diskusi membahas sesuatu, hampir semua orang Indonesia, adalah orang-orang yang mau mendengar dan menghargai pendapat orang lain. Di setiap diskusi mereka, orang-orang Jepang, umumnya diam dan manut saja. Mungkin karena masalah bahasa dan juga merasa posisinya hanya sebagai penggembira dalam kelompok. Tapi kita tetap dan selalu minta pendapat mereka. Kita jelaskan dulu apa yang sedang kita bahas dalam bhs Jepang oleh teman yang bisa. Dan kemudian kita persilahkan mereka bicara dalam bahasa Jepang dan nanti akan diterjemahkan. Mereka mungkin tidak percaya betapa kita mau repot2 menjelaskan dalam bahasa mereka dan kemudian mendengar pendapat kelompok penggembira seperti mereka.

Dalam banyak hal, mereka melihat bahwa bangsa Indonesia memiliki budaya yang lebih baik dibanding dengan budaya mereka, khususnya dalam hubungan pria dan wanita. Dua dari tiga teman wanita Jepang jika ditanya apakah suka dengan pria Indonesia, maka mereka menjawab suka dan yang ketiganya bahkan ingin menikah dengan pria Indonesia. Sebagian besar teman2 Jepang yang sering bergabung adalah mereka yang berumur minimal di akhir 20an, dimana melihat lawan jenis sudah tidak dari tampan dan gagahnya tapi sudah lebih pada karakternya.

Bukti betapa ‘lakunya’ pria Indonesia di Jepang, adalah setidaknya di lingkungan Sapporo saja sudah ditemui sekitar enam keluarga, dimana suaminya adalah orang Indonesia.

Barangkali, kebetulan saja, orang2 Indonesia yang datang ke Jepang adalah orang-orang pilihan. Tapi jika kita kenal lebih jauh dengan teman-teman Jepang itu, kita akan tahu bahwa hampir semuanya sudah pernah ke Indonesia, khususnya Bali. Mereka sudah mengenal dan berinteraksi dengan pria Indonesia ‘langsung dari sumbernya’. Dan pendapat mereka tidak berubah bahwa pria Indonesia lebih menghargai wanita di bandingkan pria Jepang.

Serba Serbi Bisnis Online

Serba Serbi Bisnis Online

Baru saja menginjak kaki di dunia bisnis ,permulaan yang tanpa kusadari bisnis yang dari dulu uda aku blaclist dari otak  gag lain dan gag bukan adalah bentuk MLM
Selasa, 07 Desember 2010
Liputan6.com, Jakarta: Pendukung Timnas Indonesia memadati sejumlah ruas jalan Ibu Kota, Selasa (7/12) petang. Mereka, perorangan maupun berkelompok, menuju Stadion Gelora Bung Karno Senayan untuk menyaksikan pertandingan Indonesia melawan Thailand.

Di sepanjang Jalan MT Haryono, pendukung Indonesia sudah terlihat dari simpang Cawang, Jakarta Timur. Mereka menggunakan berbagai kendaraan, seperti sepeda motor, mobil, dan angkutan umum. Bahkan, ada pendukung yang menggunakan sepeda.

Para pendukung Timnas ini menggunakan atribut yang mudah dikenali, seperti kaos merah berlambang Burung Garuda dan syal bertulisan Indonesia. Dalam perjalanan, mereka yang menggunakan sepeda motor terlihat tak ragu mengibarkan bendera Merah Putih. Sesekali mereka juga berteriak, "Indonesia...Indonesia..."

"Indonesia harus menang, Mas. Kalah juga tidak apa-apa sih, yang penting sudah masuk semifinal," kata Rahmad, warga Ciracas, Jakarta Timur, ketika ditemui di persimpangan Pancoran. Sore ini Rahmad datang bersama lima temannya dengan menggunakan tiga sepeda motor.
Senin, 06 Desember 2010
Jenis-jenis Es Krim (Ice Cream) Magnum
Es krim, mmm siapa yang tidak suka, mulai dari anak kecil hingga kakek/nenek suka dengan yang namanya es krim. Apalagi dengan melihat iklan di TV yang lagi ngetren sekarang-sekarang ini (Es Krim Magnum), lalu banyak orang membicarakan Es Krim Magnum di berbagai situs jejaring sosial mulai dari Facebook, Twitter, Kaskus, Plurk, Koprol, dll, biasanya mereka menanyakan tempat keberadaan jual Es Krim Magnum dan Harganya berapa sih? atau cuma sekedar posting mengenai rasa dari Es Krim Magnum setelah mereka coba. Karena hal itulah yang membuat ane ingin memposting mengenai Es Krim (Ice Cream) Magnum ini, karena dan eh ternyata Es Krim Magnum banyak jenisnya.

Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis Es Krim Magnum :

1. Magnum GOLD (limited edition)

Magnum limited edition, es krim vanilla yang dilapisi dengan coklat keemasan yang tampak menggoda untuk dicoba!








2. Magnum Mint

Dingin!! kata yang tepat untuk menggambarkan magnum jenis ini. es krim vanilla mint dilapisi dengan coklat yang sama seperti yang ada di magnum classic. weeww! kayanya es krim yang bisa ngebuat hati kita makin adem nih.




3. Magnum Almond (ada di Indonesia)

Magnum jenis ini juga suka ada di alf*mart or ind*maret, dengan harga yang sama dengan magnum classic belgian chocolate.. potongan2 almond di bagian lapisan coklatnya terasa begitu khas! siapa yang mau???





4. Magnum Double Caramel

Rasa vanilla di es krim ini tetap sama seperti magnum yang lainnya. yang membedakannya hanya 1. lapisan coklat diluarnya. itu DOUBLE!, bagian dalam dilapisi coklat karamel yang menggiurkan dan bagian luarnya dilapisi lagi dengan coklat magnum yang ngebuat kita melting.



5. Magnum Classic (ada di Indonesia)

Nah, siapa coba yang ga tau magnum jenis ini? ini biasa dijual di ind*maret or alf*mart dengan harga Rp.10rb saja. es krim vanilla ini dilapisi dengan belgian chocolate yang ngebuat orang pasti pengen makan ini lagi dan lagi (seperti saya!)




6. Magnum Ecuador Dark

Magnum yang mempunyai ciri khas di bagian lapisan luarnya. yaitu terbuat dari kandungan kakao 62% yang membuat warnanya paling gelap diantara jenis magnum yang lain.








7. Magnum Temptation Almond and Caramel

kombinasi es krim vanili dengan potongan almond California serta saus karamel yang lembut lalu dilapisi coklat Belgian di sekitarnya.









8. Magnum Temptation Chocolate

Es krim coklat yang diperkaya dengan saus coklat mewah dan berlimpahnya potongan coklat putih juga potongan brownies dan tak lupa di bagian luar dikelilingi oleh lapisan coklat yang yummy.








9. Magnum White

Magnum yang 1 ini perfect banget bagi yang tidak suka sama coklat milk or dark. (tp sayang ga ada di Indonesia ). Es krim vanilla ini disiram begitu saja dengan coklat leleh warna putih. woow! siapa coba yang ga mau?








10. Magnum Mayan Mistica

Coklat Susu Bercampur rasa Pedas.








11. Magnum Mini's

Magnum yang berukuran setengah dari magnum biasa ini sangat menggoda dengan 3 rasa yang ditawarkan.

Love is....cinta adalah...

Apakah telapak tanganmu berkeringat, jantungmu berdetak cepat, dan suaramu tercekat saat berada di dekatnya?
Itu bukan Cinta, itu Suka.

Apakah kamu tak bisa melepaskan pandangan atau genggaman dari dirinya?

Itu bukan Cinta, itu Nafsu.

Apakah kamu menginginkan dia saat dia sedang tidak ada?

Itu bukan Cinta, itu Kesepian.

Apakah kamu ada di sana karena itulah yang diinginkannya?

Itu bukan Cinta, itu Kesetiaan.

Apakah kamu menerima pengakuan cintanya karena kamu tak ingin menyakitinya?

Itu bukan Cinta, itu Kasihan.

Apakah kamu ada di sana karena dia memelukmu atau menggenggam tanganmu?

Itu bukan Cinta, itu Ketergantungan.

Apakah kamu ingin memiliknya karena tatapan matanya membuat hatimu berdegup kencang?

Itu bukan Cinta, itu Tergila-gila.

Apakah kamu memaafkan kesalahannya karena kamu peduli padanya?

Itu bukan Cinta, itu Persahabatan.

Apakah kamu mengatakan padanya setiap hari bahwa dialah satu-satunya orang yang kamu pikirkan?

Itu bukan Cinta, itu Dusta.

Apakah kamu ingin memberikan semua benda kesayanganmu untuknya?

Itu bukan Cinta, itu Sikap dermawan.

Apakah kamu tertarik pada orang lain, tapi tetap setia mendampinginya tanpa pernah menyesal?

Barulah itu Cinta.

Apakah kamu menerima segala kesalahan dan kekurangannya karena itulah bagian dari dirinya?

Barulah itu Cinta.

Apakah kamu menangis saat dia sedih meskipun dia kuat?

Barulah itu Cinta.

Apakah kamu memaafkannya dan bersedia tetap bersamanya saat dia menyakiti?

Barulah itu Cinta.

Apakah kamu tetap setia apapun yang terjadi, baik saat gembira maupun sengsara?

Barulah itu Cinta.

Apakah kamu bersedia memberikan hatimu, Episode Kehidupanmu, dan Suka dan Dukamu untuknya?

Ya, itulah Cinta.

Sekarang, tarik perlahan nafas anda. Dan pejamkan mata anda.
Bayangan siapa yg pertama kali muncul? Kemungkinan besar dialah orang yang anda Cintai

***
Dikisahkan sewaktu masih kecil Husain (cucu Rasulullah Saw.) bertanya kepada ayahnya, Sayidina Ali ra: "Apakah engkau mencintai Allah?" Ali ra menjawab, "Ya". Lalu Husain bertanya lagi: "Apakah engkau mencintai kakek dari Ibu?" Ali ra kembali menjawab, "Ya". Husain bertanya lagi: "Apakah engkau mencintai Ibuku?" Lagi-lagi Ali menjawab,"Ya". Husain kecil kembali bertanya: "Apakah engkau mencintaiku?" Ali menjawab, "Ya". Terakhir Si Husain yang masih polos itu bertanya, "Ayahku, bagaimana engkau menyatukan begitu banyak cinta di hatimu?" Kemudian Sayidina Ali menjelaskan: "Anakku, pertanyaanmu hebat! Cintaku pada kakek dari ibumu (Nabi Saw.), ibumu (Fatimah ra) dan kepada kamu sendiri adalah karena cinta kepada Allah". Karena sesungguhnya semua cinta itu adalah cabang-cabang cinta kepada Allah Swt. Setelah mendengar jawaban dari ayahnya itu Husain jadi tersenyum mengerti :)
 
.