Satu Masa Dalam Cinta Kita
Pernah ada masa-masa dalam cinta kita
kita begitu lekat bagai api dan kayu
bersama menyala, saling menghangati
hingga terlambat menginsyafi bahwa
tak tersisa dari diri ini selain debu dan abu
Pernah ada waktu-waktu dalam ukhuwah ini
kita terlalu mengakrabi bagai awan dan hujan
bangga menghias langit, menyuburi bumi,
melukis pelangi..
tanpa sadar, hakikatnya kita saling meniadai
Di satu masa lalu sejenak kita berhenti, menyadari
mungkin hati ini menelikung dari jalinan di atas iman
bahkan saling menasehatipun bagai dua lilin
saling mencahayai, tapi masing-masing luruh dimakan api
ku tafakuri pesan cendekiawan Dinasti Ming, Feng Meng Long
pada salah satu baitnya dalam ‘Yushi mingyan’;
“bungapun layu jika berlebih diberi rawatan
willow tumbuh subur meski diabaikan..”
maka kitapun menjaga jarak dan mengikuti nasihat Ali
“berkunjunglah hanya sesekali, dengan itu cinta bersemi..”
Di suatu masa dalam cinta kita.. kau sedang dalam kesulitan
seperti katamu, kau sedang perlu bimbingan
tapi.. seolah aku sekedar membiarkan
orang bisu merasai kepahitan
menelangsa sendiri, getir dalam sunyi
..ataukah memang sejak dulu begitulah adanya diriku?
dan sekarang aku merasa bersalah lagi..
seolah hadirku kini cuma untuk menegur
hanya mengajukan keberatan, kritikan, interupsi
bukan lagi penguatan, bukan lagi uluran tangan ..kurasa uluran tanganku yang dulupun membuat kita hanya berputar-putar di kubangan yang kau gali itu..
kini aku hanya menangis rindu membaca kisah ini
mengais waktu yang telah mengelebat pergi merengekinya untuk kembali roman-roman yang belum sempat kumaknai janji mulia yang ku noktahi sendiri
Satu hari Abu Bakar, Lelaki tinggi kurus itu menjinjing kainnya terlunjak jalannya, tertampak lututnya, gemetar tubuhnya “sahabat kalian ini”, kata Sang Nabi pada majelisnya, “sedang kesal.. maka berilah salam padanya dan hiburlah hatinya..”
“..antara aku dan Putera Al Khaththab”, lirih Abu Bakar dia genggam tangan nabi, dia tatap mata beliau dalam-dalam
Yaa Allah jika kelak mereka berpelukan lagi di sisi-Mu..dalam mimbar yang lebih tinggi lagi Mulia mohon sisakan bagian rengkuhanya untuk kami pada pundak, pada lengan, pada nafas-nafas ini..
quote by Inspirasi penuh makna bersama Ust. Salim A. Fillah
Mungkin emosi sempat menghujamu tanpa aku tahu apa yang membuatmu begitu
Mungkin saat kamu lemah aku terlalu sering meninggalkanmu atau aku terlampau sering memaksa ikut dalam perjalananmu ,padahal kamu ingin menjadi pahlawanku ..tetap gagah didepan mataku
Ada kalanya lisan yang menjelaskan itu tidak lebih menenangkan dari lantunan doa
Kala ada gesekan itu tidak lantas kita berpental jauh ,namun karena ledakan itu