Copyright © Confeito Tulipers
Design by 2014
Kamis, 21 November 2013

Syair Imam Syafi'i

Assalamualaikum,
Okeh pagi -pagi teringat 1 kitab yang pernah selintas diajarkan tapi lagi dan lagi saya dulu ga Ngeh tu kitab buat apa ...hahah faktor kurang umur and kurang pemahaman ...Nama Kitabnya Al - Hikam tau deh lupa  uda sampek jilid berapa ...ini mau cari lagi ...fisiknya sih insyaAllah masi tersimpan di Gudang kamar di Kotaku Malang tercinta ..tapi ah zaman sekarang buka mushaf itu kog berasa banyak alasan ya ...download ebook deh yang punya info ya ..yang mau mengajarkan kembali diterima dengan senang hati :D..

Dan ketika jalan-jalan searching Al Hikam banyak yang ditemui sih ,dan sementara tertarik sekali posting ini ..semoga bermanfaat Taraaa ...ini loh catatan pribadi ..maknanya hmmmcoba ditelaah


Biarkan hari berlalu dengan segala lakunya, Lapangkan dada atas segala Takdir-Nya 
Janganlah gundah dengan segala derita Karena cobaan dunia hanya sementara 
Tangguhkan jiwa atas segala nestapa Hiasi diri dengan maaf dan sikap setia 
Semua aib akan dapat tertutup dengan kelapangan dada Layaknya kedermawanan menutupi cela manusia 
Tak ada kesedihan yang abadi, begitupun suka ria Dan tak ada pula cobaan yang kekal, begitupun riang gembira 
Di depan musuh, janganlah engkau bersikap lemah Karena hinaan dari seteru adalah bencana 
Dan jangan pernah berharap dari kikir durjana Karena api takkan menyediakan air untuk si haus dahaga 
Rizkimu takkan berkurang karena ditunda Dan takkan bertambah karena lelah mencarinya 
Bila engkau punya hati qona'ah bersahaja Tak ada bedanya engkau dengan pemilik dunia 
Bila kematian sudah datang waktunya Tak ada lagi langit dan bumi yang bisa membela 
Ingatlah, dunia Allah sangat luas tak terhingga Tapi bila takdir tiba, angkasa pun sempit terasa Maka biarkanlah hari berlalu setiap masanya Karena kematian tak ada obat penawarnya 
(Imam Syafi'i)

Rabu, 20 November 2013

Hak Anak Atas Orangtua

Assalamualaikum ,

( KELUARGA ) KARIR DAN KEBUTUHAN KASIH SAYANG SIBUAH HATI

Citra perempuan bekerja terutama di luar rumah dengan pakaian blazer, rambut terurai, rok mini atau celana panjang, lengkap dengan sepatu berhak tinggi, demikian indah ditanamkan pada masyakarat kita. Paham feminisme yang seamakin gencar disuarakan semakin menambah kesan bahwa menjadi perempuan karier adalah suatu yang wah dan mempunyai prestis tersendiri. Perempuan menjadi bangga karena kedudukan mereka saat ini menjadi sejajar dengan laki-laki terutama dalam hal mencari materi.

Tapi, pernahkah terpikir di benak mereka akan kualitas generasi? Ketika ibu bekerja di luar rumah, siapakah yang mengasuh mereka terutama di usia batita (bawah tiga tahun) dan balita (bawah lima tahun)? Nenek, bibi pembantu ataukah minta tolong tetangga? Siapa pun dia adanya, tak ada yang bisa menggantikan kasih sayang dan perhatian seorang ibu. Kecuali bila memang kasih sayang dan perhatian seorang nenek, bibi pembantu, dan tetangga jauh lebih berkualitas daripada sang ibu sendiri. Bila memang begini kondisinya, sungguh mengenaskan.

Bila ditanyakan seputar karir dan mengabaikan si anak maka ia mengelak beralasan bahwa pembantunya itu baik dan cukup berkualitas. Anaknya sekarang sudah pandai membaca huruf hijaiyah dan hafal doa-doa harian. Itu semua berkat pembantu tersebut.

Apa iya kualitas si pembantu lebih oke daripada ibu sendiri dalam hal mendidik anak?

Para ibu, jangan pernah rela kedudukan kalian tergeser oleh siapapun juga. Tidak nenek, bibi pembantu atau tetangga. Menjadi ibu adalah amanah mulia bagi seorang perempuan. Ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Karena perannya inilah, surga itu ada di bawah telapak kaki ibu. Tapi bila pendidikan dini dan pembelajaran pertama seorang anak didapat dari seorang pembantu rumah tangga, masihkah ada surga itu di bawah telapak kaki sang ibu? Mungkinkah surga itu bisa berpindah ke bawah telapak kaki sang pembantu yang telah mendidiknya selama ini?

Begitu sebaliknya, bila ada hal-hal buruk dipelajari oleh si buah hati dari orang yang mengasuhnya, masih berhakkah seorang ibu marah padanya? Sedangkan dia sendiri entah berada di mana ketika si batita dan balita butuh dekapannya, dongeng pengantar tidurnya, atau sekadar mendengar celoteh pertamanya.

Semoga Allah memudahkan kaum Muslimah mengurus anaknya dan mendidiknya sesuai tuntunan Nilai-Nilai Islam. Aamiin


Noted by Ust Yusuf Mansyur Network  21 Nov 2013

Hikmah

Jumat, 08 November 2013

Pantai selatan Malang

Subhanallah so awesome Allah ...terpukau dan bener bener langsung berasa d kasih surprise special dari someone special ..yap dari Ar Rahman ..A jalal Allah SWT ..alhamdulillah dengan mata dan kaki yang engkau anugrahkan kepadaku ..aku hisa merasakan indahnya ciptaanmu ...Allah hu akbar dan ini moment mungkin tidak special tapi kepingan memori ini subhanallah spesial bagiku.
Mungkin hanya hamparan laut kata orang .
NAMUN bagiku hamparan biru itu teramat indah karena aku menemukan titipan Allah yang luar biasa d alam ini ..
YA allah always sayang dengan kita ..naluri yang bisa menerka ..hati yang bisa menikmati meski mulut tak dapat mengungkapkan ...
THAKS a lot atas ukiran hadiah kecil dari sahabatku ..i m feel free happy and ....

Nasihat Resensi Novel Titian Nabi

Assalamualaikum,

Ini surat cinta terkasih dari Fauzan Altar aktor utama dalam cerita .InsyaAllah kapan-kapan dibahas story nya ..cuma terkenang isi suratnya benar-benar luar biasa . Antara surat cinta dan nasihat dakwah ..
antara figur pendakwah ,sahabat ,ayah atau orang terkasih ya hmm subhanallah bisa memang benar ada ikhwan yang selurus ini ketika diberi amanah perasaan sebagai remaja yang sedang mencari jati diri dan pendamping hidupnya ...eh iya ini mah kekuatan penulisnya ya heheh maaph lupa bahas dikit ya sosok penulisnya :
Muhammad Masykur A.R. Said da’i pengarang novel religius best-seller Mukjizat Cinta & Titian Nabi alumnus al-Azhar University Kairo. “Novel religius ini adl rahmatan lil ‘aalamiin rahmat bagi orang kaya & miskin rahmat bagi mereka yg bertaubat maupun yg belum bertaubat rahmat bagi mereka yg seiman maupun yg tak seiman. 

Yaitu bagi orang mukmin itu ada tiga tanda yang menjadi ciri khasnya :
1. Melakukan sholat,
2. Berpuasa
3. Berzakat.
Bagi orang munafik ada pula tiga tandanya :
1. Pura-pura sayang bila berhadapan,
2. Bergunjing di belakang,
3. Girang bira orang lain mendapat musibah.
Bagi orang zhalim ada pula tiga cirinya :
1. Menggagahi orang bawahannya dengan kekerasan
2. Orang diatasnya dengan kedurhakaan
3. Melahirkan kezhalimannya dengan terang-terangan
Bagi orang riya’ ada tiga tandanya :
1. Rajin bila ia dihadapan mata orang ramai
2. Malas bila sendirian
3. Ingin dipuji untuk semua perkara
Bagi orang pemalas ada tiga tanda :
1. Menunda-nunda waktu sampai sia-sia
2. Menyia-nyiakan kesempatan sampai luput
3. Melalaikannya sampai berdosa
Dan yang tidak pantas bagi orang yang berakal, bahwa ia menonjolkan dirinya kecuali pada tiga perkara :
1. Berusaha untuk penghidupan
2. Mencari hiburan dalam suatu perkara yang tidak terlarang
3. Mengenangkan hari akhirat

Tidak kefakiran yang lebih hebat daripada kebodohan,
tidak ada harta yang lebih berharga daripada akal,
tidak kesepian yang lebih sunyi daripada ujub (kagum pada diri sendiri),
tidak ada kekuatan yang lebih hebat daripada musyawarah,
tidak ada iman yang lebih dekat daripada keyakinan,
tidak ada wara’ yang lebih baik daripada menahan diri,
tidak ada keindahan seindah budi pekerti, dan
tidak ada ibadah yang melebihi tafakkur.

Penyakit bicara adalah bohong,
Penyakit ilmu adalah lupa,
penyakit ibadah adalah riya’,
penyakit budi pekerti adalah memuji diri,
penyakit berani adalah agresif,
penyakit pemurah adalah menyebut-nyebut pemberian,
penyakit cantik adalah sombong,
penyakit mulia adalah menonjolkan diri,
penyakit kaya adalah kikir, dan
penyakit agama adalah hawa nafsu.
(Wasiat Rasulullah kepada Ali)

Jauhkan dirimu dari segala yang terlarang (haram), niscaya engkau akan menjadi orang yang paling abid, berbakti, di antara manusia.
Bersikap relalah terhadap apa yang telah dibagikan Tuhan kepadamu, niscaya engkau sekaya-kaya manusia.
Berbuatlah kebajikan terhadap tetanggamu, niscaya engkau jadi orang mukmin sejati.
Cinta kasihlah kepada manusia sebagaimana engkau sayang kepada dirimu sendiri, niscaya engkau jadi orang Islam hakiki.
Dan janganlah engkau terlalu banyak tertawa, karena kebanyakan tertawa itu akan mematikan hati
(Salah satu wasiat Rasulullah kepada Abu Hurairah)

Segini dulu deh resensi novel nya xixixix padahal bacanya uda 4 tahun lalu masa kelas 2 SMK Moklet tercinta dengan pinjam Mb Nita RPL wah tapi kenangan isinya masi inget ternyata ,,,syukron mba ..saya itu suka baca ga pernah mau modal sih ya ...semoga rahmat-NYA  mengaliri para penulis ,penerbit  buku-buku yang saya baca tanpa membeli :( .
 
.