Assalamualaikum,
point 1 .
berhentilah bertanya mengapa
point 2 .
hentikan pencarian bug
nyesek itu tahu bahwa sekian lama mengigit
komitmen dengan orang yang mengharap orang
lain.
point 3.
terbukti bahwa feel aku dominan ,tapi tidak
dimanfaatkan dengan maksimal .
saya sudah tahu lama tapi brusaha keep
positive sampai berkali2 harus nenangin si feel
ini dengan asupan mantra postive dari pikiran
..ya mau dikata apa, ini itu masih az
prespektif diarahkan ke haluan positif ..
Sadar bahwa semua orang punya kekurangan
biarpun saya bbrapa saat hilang kendali
menuntut keadaan seidealis pemikiran saya ya
lagi-lagi ini kekurangan saya tapi pasti sampai
pada titik 0 lagi saya musti berlapang
dada..dengan segala resiko yang saya yakini
dari awal dan saya janji sama diri saya sendiri
.
point 4.
Harus menjadi sebagian variable sampah yang
mengacaukan keseluruhan program (planing
manusia kita) ..ternyata selama ini aku cuma jadi
variable yang tiba2 muncul dalam suatu kondisi
yang membuatmu looping berkali-kali mencari
titik balik (return) yang harusnya tidak ada dan dibuang sejak dari dulu ..ya sekali lagi maaf atas kehadiranku.
Point 5.
Sudah berusaha meminimalisir "why" cuman pada satu titik aku reka semua menjadi bangunan indah dirimupun jadi seindah bayanganku ,kalau tidak sesuai selalu aku muter cari prespektif dimana aku bisa menerima dan akhirnya aku temui bahwa dirimu tetep tak kutemukan dalam bayanganku ,semua semu dan hilang habis lenyap oleh bentuk kenyataan ,haruskan aku persalahkan pikiran ini ,rasa ini ,atau bahkan Tuhan ?
Tidak ...sekali lagi pikiranku salah bukan tentang prasangka tapi tentang ilmu mengalihkan dari perasaan ,
"Ilmu ada 3 tahapan. Jika seseorang memasuki tahapan pertama, dia akan sombong. Jika dia memasuki tahapan kedua, ia akan tawaduk. Dan jika memasuki tahapan ketiga, dia akan merasa dirinya tidak ada apa apanya" (Umar bin Khatab)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar