Jumat, 21 Maret 2014

Jodoh: Dipilih atau Memilih?

Assalamualaikum,

Ini share dari uktiku tersayang tercinta tersholehah amiin  :) 
Ntahlah kenapa dia share materi ini disiang bolong pada hari jum'at saya rasa ini hasil kajian Jum'at atau bahkan materi Khotbah Jum'at ya :D ...ahh tak peduli yang jelas ini Jum'at Barokah allhuma amiin .
Dimana hari jum'at ini bertepatan dengan pernikahan Mas tercintrong ku "Barokallah Mas Cis dan Mba Ind , maaf teramat maaf tidak bisa menghadiri langsung ,kecewa sih ga nyaksiin ".
Kecewa dua kali sih akunya juga ga bisa nyaksiin pernikahan Mas Ical yang kebetulan ntah janjian ditanggal yang sama yaitu 21 pas banget beda sebulan wow...Dan next saya akankah tanggal 21 satu juga ? tapi bulan n tahun berapa ya ..ahhhhh ini hasil lelucon konferen bertiga semalem..
Pokoknya nanti lebaran aku uda ga bisa sok imut dan sok manja ke 2 masku ini T.T karena mereka sudah punya gandengan sendiri-sendiri dan baiklah saya akan gandeng ...gandeng siapa? gandeng orang tercakep sedunia teret tereeett haio siapa ? cieee ....
Gandeng Ayah saja hahahaa.

14:35, Mar 21 - Ika Yunia Sari S: " Jodoh: Dipilih atau Memilih?" 

Bersama Salim A Fillah
~Sebuah Ringkasan~

Pertama
Satu hal yang seringkali dilupakan oleh banyak wanita adalah bahwa kemuliaan wanita tidak bergantung pada laki-laki yang mendampinginya.
Tahu darimana? Allah meletakkan nama dua wanita mulia dalam Al Quran, Maryam dan
Asiyah. Kita tahu, Maryam adalah wanita suci yang tidak memiliki suami, dan Asiyah adalah istri dari manusia yang sangat durhaka, Firaun.
Apakah status itu mengurangi kemuliaan mereka?
No!
Itulah mengapa, bagi wanita di zaman Rasulullah dulu, yang terpenting bukan mendapat jodoh didunia atau tidak, melainkan bagaimana memperoleh kemuliaan di sisi Allah.

Kedua
Bicara jodoh adalah bicara tentang hal yang jauh:
akhirat, surga, ridha Allah, bukan semata-mata dunia.

Ketiga
Jodoh itu sudah tertulis. Tidak akan tertukar. Yang kemudian menjadi ujian bagi kita adalah bagaimana cara menjemputnya. Beda cara, beda rasa. Dan tentu saja, beda keberkahannya.

Keempat
Dalam hal rezeki, urusan kita adalah bekerja. Soal Allah mau meletakkan rezeki itu dimana, itu terserah Allah. Begitupun jodoh, urusan kita adalah ikhtiar. Soal Allah mau mempertemukan dimana, itu terserah Allah.

Kelima
Cara Allah memberi jodoh tergantung cara kita menjemputnya. Satu hal yang Allah janjikan, bahwa yang baik untuk yang baik. Maka, mengupayakan kebaikan diri adalah hal utama dalam ikhtiar menjemput jodoh.

Keenam
Dalam urusan jodoh, ta’aruf adalah proses seumur hidup. 

Rumus terpenting: jangan berekspektasi berlebihan dan jangan merasa sudah sangat mengenal sehingga berhak menafsirkan perilaku pasangan.
Ketujuh
Salah satu cara efektif mengenali calon pasangan yang baik adalah melihat interaksinya dengan
empat pihak:  Allah, ibunya, teman sebayanya, dan anak-anak.

Kedelapan
Seperti apa bentuk ikhtiar wanita?
1. Meminta kepada walinya, sebab merekalah yang punya kewajiban menikahkan.
2. Meminta bantuan perantara, misal guru,teman, dll. Tapi pastikan perantara ini tidak
memiliki kepentingan tertentu yang menyebabkannya tidak objektif.
3. Menawarkan diri secara langsung. Hal ini tidak dilarang oleh syariat. Bisa dilakukan dengan menemuinya langsung atau melalui surat dengan
tulisan tangan. Konsekuensi satu: Ditolak. Tapi itu lebih baik daripada digantung.

Kesembilan
Bagaimana jika ada pria yang datang pada wanita, menyatakan rasa suka, tapi meminta ditunggu
dua atau tiga tahun lagi? Perlukah menunggu? Sabar itu memang tidak ada batasnya. 

Tapi ada banyak pilihan sabar. Silakan pilih. Mau sabar menunggu, atau sabar dalam merelakannya. Satu hal yang pasti, tidak ada jaminan dua tiga tahun lagi dia masih hidup. Pun tidak ada jaminan kita
bisa menuntut jika dia melanggar janjinya, kecuali dia mau menuliskan janjinya dengan tinta
hitam diatas kertas putih bermaterai.

Kesepuluh
Bagaimana jika ada pria yang jauh dari gambaran ideal seorang pangeran tapi shalih datang
melamar? Bolehkah ditolak?
Tanyakan pada hatimu: Mana diantara semua faktor itu yang paling mungkin membawamu dan
keluargamu ke syurga?



Terima kasih pada sahabat kawanku yang insyaAllah sampek akhirat ya say IKA YUNIASARI ..semoga berkah sharenya dari Ust. Salim A Fillah sang penulis sekian buku yang maknanya haduu jadi ingat karya -karyannya .. 

Tidak ada komentar: