Bismillahirohmanirokhim saya mau undur diri dari curcol di blogger mau pindah ke TUMBLR
"Tiap saya nulis artinya mengalir tidak berfikir bakal dibaca atau dikonsumsi orang mentah-mentah setiap deretan kata yang tertera ,misalpun ada nasihat atau quote apapun itu refleksi buat pengingat saya pribadi , misalpun ada curhatan itu saya bukan mau berbagi ditempat umum meskipun pada kenyataannya ini tempat umum ya -___- ,
Saya cuma mau mencoret coret album saya dirumah saya ini ,jadi apapun yang saya tulis mungkin hanya saya yang tahu betul maknanya pasti sesuka saya pula jadinya.
Bukan mau merampas hak orang untuk membaca cuma tidak mau ada salah paham saja ,harusnya saya bisa membawa kebaikan dalam tulisan saya ini terlebih buat diri sendiri namun bila kenyataannya ada banyak pihak yang secara polos saya sebutkan nama maaf :( amarahku hanya bermuara ditulisan aku ga pernah benar-benar menyimpan buruk sangka dihati ,kalaupun mungkin tersisa biar aku berusaha membuang kotoran debu dalam hati beserta pikiran ini melalui tulisanku .
Aahhh sudahlah ini terlalu panjang untuk dibahas ,see u as soon ...
Move on rumah ke 2
(Allohumma inni as-aluka nafsaa bika muthma-innah, tu'minu biliqoo-ik, watardlo bi qodloo-ik, wataqna'u bi'athoo-ik)
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu jiwa yang merasa tenang kepadaMu, yang yakin akan bertemu denganMu, yang ridha dengan ketetapanMu, dan yang merasa cukup dengan pemberianMu.
HIKMAH :
Suatu ketika seorang guru muda yang bertubuh kecil dengan umur kurang lebih 20 tahun ditantang ,dihina dan dicaci oleh seorang pemuda yang bertubuh besar ,mimik marah .
guru muda justru tersenyum lalu berkata, "Teman, jika kamu memberi hadiah untuk seseorang, tapi seseorang itu tidak mengambilnya, siapakah pemilik hadiah itu?"
Si pemuda terkejut, karena tiba-tiba diberi pertanyaan yang aneh. Spontan, ia menjawab lantang, "Pertanyaan bodoh! Tentu saja hadiah itu tetap menjadi milikku karena akulah yang memberikan hadiah itu."
Guru muda ini tersenyum, lalu berkata, "Kamu benar sekali. Kamu baru saja memberikan marah dan hinaan kepada saya dan saya tidak menerimanya, apalagi merasa terhina sama sekali. Maka kemarahan dan hinaan itu pun kembali kepadamu. Dan kamu menjadi satu-satunya orang yang tidak bahagia. Bukan saya, karena sesungguhnya, melampiaskan emosi kemarahan adalah sebuah proses menyakiti diri sendiri. Membangkitkan sel-sel negatif di dalam diri"
Sebelum meninggalkan sang pemuda ini, sang guru muda pun menyampaikan sebuah kata bijak untuknya, "Jika kamu ingin berhenti menyakiti diri sendiri singkirkan kemarahan dan ubahlah menjadi cinta kasih. Ketika kamu membenci orang lain, dirimu sendiri tidak bahagia bahkan tersakiti secara alami. Tetapi ketika kamu mencintai orang lain, semua orang menjadi bahagia."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar